Minggu, 10 Oktober 2010

PENGARUH KERJA OTAK TERHADAP SISTEM SIRKULASI

OLEH
SUSI PURWATI (0806323246)
KELAS C3

I. PENDAHULUAN
Badan manusia memiliki dua sistem saraf (neural) yaitu saraf pusat atau sumsum otak yang merupakan pusat kecerdasan, intelegensi, dan kehendak. Terkadang sistem ini juga memberikan perintah kepada otot atau urat, sedangkan sistem lainnya adalah sistem simpatik yang bekerja secara otomatis. Sistem ini menguasai seluruh isi perut, seperti hati, liver, paru-paru dan sebagainya. Mekanisme kerja dari sistem kedua bergantung pada sistem pertama, dengan bantuan dari dua sistem inilah, badan kita mendapatkan kemudahan untuk melakukan aktivitas di dunia luar.
Otak merupakan pusat kendali dan koordinasi untuk seluruh tubuh. Peranan otak sangat besar sekali sebagai bagian dari sistem saraf pusat, terjadi kerusakan sedikit saja di otak, maka seluruh hidup yang dijalani akan berantakan, minimal kualitas hidup akan berkurang. Salah satu bagian dari otak adalah batang otak, yang mampu mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan dasar misalnya pernapasan dan laju denyut jantung. Mengontrol tingkat kesiagaan. Menyiagakan kita terhadap informasi sensorik yang masuk. Mengendalikan suhu. Mengendalikan proses pencernaan. Menyampaikan informasi dari serebelum. Secara tidak langsung batang otak dapat dikatakan sebagai suatu pusat ko’ordinasi tubuh.

II. PEMBAHASAN
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis. Pada manusia jumlah neuron jutaan hingga seratus milliar neuron.

Organ otak terdiri dari 3 bagian; otak bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang. Otak bagian depan (Forebrain) terdiri dari:
1. Cerebrum
• Merupakan bagian otak yang paling besar dan sangat kompleks
• Merupakan tempat memproses pengetahuan, logika, kecerdasan, kepribadian dan daya ingat.
• Seluruh pemikiran, sensasi, tindakan dan pergerakan dikendalikan dalam cerebrum
• Cerebrum terbagi pula menjadi 3 area dengan fungsi yang berbeda;
1) Sensory Area
Informasi yang diterima dari Panca Indera (mata, telinga,hidung, lidah, kulit) memberikan sensasi perasaan tertentu yang dihasilkan dari area ini.
2) Motor Area
Area ini mengirim instruksi pada berbagai organ atau otot untuk melakukan berbagai aktifitas yang diperintahkan.
3) Association Area
Merupakan area tempat mendaftarkan dan menyimpan informasi yang ditanggapi dan direspon berdasarkan pengalaman masa lalu. Area ini berasosiasi dengan logika, pengetahuan dan tingkat kecerdasan.
• Dalam Cerebrum ada 4 lobe (cuping) yang mengontrol setiap aktifitas;
1) Occipital lobe, mengontrol aktifitas visual.
2) Temporal lobe, mengontrol aktifitas pendengaran.
3) Parietal lobe mengontrol sentuhan, bau, suhu, dan kesadaran.
4) Frontal lobe, mengontrol aktifitas otot, suara, dan daya ingat.

2. Hypothalamus
Hypothalamus merupakan bagian dari otak depan yang bertugas mengatur suhu tubuh, rasa lapar, haus, tekanan darah dan lain sebagainya.
Pada otak bagian tengah (Midbrain) terdapat syaraf-syaraf yang berfungsi untuk mengendalikan gerak kepala dan leher dalam rangka merespon sensasi visual dan pendengaran. Selain itu juga pada otak bagian tengah dikendalikan otot-otot mata, mengatur perubahan ukuran pupil dan mengatur ketajaman lensa mata.
Otak bagian belakang (Hindbrain) terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Cerebellum
Mengendalikan keakuratan gerak dan keterampilan motorik seperti berjalan digaris lurus, mengendarai sepeda, memegang pensil, dan sebagainya.
2. Pons
Berperan sebagai jembatan yang membawa semua sensasi perasaan dan perintah penggerak syaraf dari otak ke tulang belakang.
3. Medula Oblongata
• Merupakan ujung belakang dari keseluruhan organ otak yang dilanjutkan ke tulang belakang.
• Mempunyai pusat refleks yang mengendaliakn aktifitas seperti menelan, batuk, bersin, muntah, detak jantung dan pernafasan.

Penjelasan yang singkat dan sederhana diatas tergambar jelas bahwa otak merupakan salah satu organ tubuh yang mengatur banyak sekali instruksi dalam tubuh. Instruksi itu disalurkan melalui kabel berupa susunan syaraf. Bersama-sama dengan otak, sistem jaringan syaraf, syaraf tulang belakang dan organ indera tubuh membentuk apa yang disebut sebagai jaringan sistem listrik dalam tubuh.


Kontribusi kerja otak terhadap sistem sirkulasi dilakukan oleh batang otak. Sistem batang otak memiliki alat penerima (signal) yang akan terus menerus bekerja mengendali kadar karbon dioksida (CO2) dalam darah. Jika kadar CO2 berada dalam kepekatan yang tinggi signal yang terletak dalam batang otak akan memberi signal kepada pusat penafasan untuk menambah kelajuan dan kedalaman bernafas untuk memasok O2 agar terjadi keseimbangan. Selain batang otak sistem dalam paru-paru itu sendiri yang akan mengubah proses pernafasan. Sistem itu akan berfungsi dengan sendiri tanpa henti 24 jam kecuali mati. Batang otak mengendalikan fungsi vital kehidupan, seperti sistem jantung pembuluh darah dan pernafasan. Gangguan pada batang otak dapat menimbulkan gangguan yang serius dan mengancam jiwa. Kematian klinis ditentukan dari berhentinya aktivitas batang otak sehingga tidak adanya refleks batang otak dan pernapasan spontan. Pada kasus mati batang otak, denyut jantung dan pernafasan masih terjadi meskipun akan berhenti segera setelah alat pendukung kehidupan (ventilator) dihentikan.

Otak (serebral) kita mendapat asupan darah dari arteri karotis interna dan arteri vertebra yang kemudian membentuk “circle willis”. Tidak seperti di organ lain, volume darah dan cairan ekstravaskular di otak relatif konstan. Jika terjadi perubahan akan menyebabkan perubahan resiprokal pada bagian lain. Kecepatan aliran darahnya pun rangenya relatif sempit, rata-rata kecepatan aliran darah ke otak adalah sebesar 55 ml/menit/100 gram. Otak paling mudah mengalami iskemia. Gangguan aliran darah ke otak selama 5 detik saja dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Jika berlanjut dan jaringan mengalami iskemia dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang irreversibel. Oleh karena itu, kekurangan oksigen pada otak dapat sangat berkaibat fatal, karena dapat menyebabkna kematian, walaupun hanya dalam beberapa detik saja.

Aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (lipid, kolesterol) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Tumpukan zat-zat lemak tersebut akan mengalami oksidasi yang lama kelamaan akan membentuk plak yang dapat menyebabkan pengerasan arteri. Pembentukan plak lemak dalam arteri merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan bekuan darah (thrombus) yang dapat menghambat aliran darah. Apabila proses aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah di otak akan memicu terjadinya infark serebral yang menyebabkan stroke. Stroke merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Akibat adanya penyempitan pembuluh darah di otak maka sirkulasi darah terganggu sehingga penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi berkurang atau terhenti, yang kemudian merusak area-area tertentu dalam jaringan otak. Kondisi-kondisi tersebut mengakibatkan jaringan otak rusak dan fungsinya terganggu. Tanpa aliran darah yang memasok sel-sel otak dengan oksigen segar, maka sel-sel otak akan segera mati.

Pada kasus NY.F dinyatakan bahwa kecepatan pernafasan adalah 28kl/menit, Seharusnya pernafasan normal adalah 16-20 kl/menit. Itu artinya terjadi peningkatan pernafasan. Pada dasarnya peningkatan kecepatan pernafasan adalah indikasi bahwa tubuh membutuhkan suplai O2 yang lebih banyak, sehingga jantung memompa darah lebih kencang dan kec. Pernafansan menjadi meningkat. Peningkatan kerja jantung yang mengakibatkan kec.pernafasan meningkat dipengaruhi oleh kontribusi dari sistem batang otak. Dimana batang otak memiliki sinyal atau kepekaan terhadap situasi atau kondisi tubuh apabila kadar CO2 berada dalam kepekatan yang tinggi signal yang terletak dalam batang otak akan memberi signal kepada pusat penafasan untuk menambah kelajuan dan kedalaman bernafas untuk memasok O2 agar terjadi keseimbangan. Selain batang otak sistem dalam paru-paru itu sendiri yang akan mengubah proses pernafasan. Sehingga kebutuhan tubuh akan O2 dapat terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, B robert.1996. Diseases. Jakarta: EGC
Ganong, F.1997. Fisiologi Kedokteran. Eds 10. Jakarta: EGC
Price, A., Sylvia.(2006). PATOFISIOLOGI: Clinical Concepts Of Disease
Processes. Eds 6. Jakarta: EGC
Shafer, WG., Hine, MK., Levy, BM. A Textbook of oral pathology. 4th ed.
Philadelphia: WB. Saunders. 1983. 137-9.
Sherwood, Lauralee.(2001). Research Design: HUMAN PHYSIOLOGY: FROM
CELLS TO SYSTEM. EdsDr. Bram U. Pendit, Sp. KK. Jakarta: EGC.
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk./
http://id.wikipedia.org/2007/wiki/otak
http://www.emedicine.com/derm/topic886.htm. Accessed 5 Maret, 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar