Minggu, 10 Oktober 2010

NALISA KOMUNIKASI KEPERAWATAN MATERNITAS (Memandikan & Perawatan Tali Pusat Bayi)

LAMPIRAN CONTOH KASUS
Ny.Y (23 tahun) melahirkan seorang bayi perempuan dengan berat 2,5 kg pada usia kehamilan 38 minggu di RS Tamrin. Ny.Y adalah ibu rumah tangga sedangkan suaminya bekerja sebagai karyawan di PT.Z. Persalinan normal. Ini merupakan persalinan pertama dan anak pertama dari pasangan Ny.Y dengan Tn.K (26 tahun). Sehingga Ny.Y belum mengerti dan belum memiliki pengalaman mengenai tehnik perawatan tali pusat bayi serta cara memandikan bayi yang benar. Perawat Nana bertugas untuk melakukan pelayanan terhadap klien Ny.Y.

PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif :
• Jenis kelamin : perempuan anak pertama Ny.Y (23 tahun) dan Tn.K(26 tahun)
• Lahir usia 38 minggu (normal)
• Proses bersalin normal
• Ny.Y ibu rumah tangga tinggal bersama suaminya Tn.K karyawan PT.Z
• Ny.Y cemas tidak dapat memandikan dan merawat tali pusat.
B. Data Objektif :
• Tali pusat belum mengering
• Tanda-tanda vital normal
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan bertambahnya anggota keluarga baru.
• Gangguan mempertahankan kebersihan diri dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara memandikan bayi
• Potensial infeksi dikarenakan kerusakan jaringan pada tali pusat
3. TUJUAN :
• Ibu dan keluarga dapat mengerti serta menerapkan materi penyuluhan (memandikan dan perawatan tali pusat bayi) yang diberikan
• Ny.Y dan Tn.K dapat mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi
• Bayi mendapatkan perawatan yang baik
4. INTERVENSI KEPERAWATAN :
• Jaga kebersihan bayi
• Cuci tangan secara rutin sebelum dan sesudah merawat bayi.
• Observasi adanya tanda-tanda infeksi
• Mengajarkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi kepada Ny.Y dan Tn.K.
I.PENDAHUUAN
Keperawatan Maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan, dimana perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap masalah yang mungkin timbul pada periode perinatal dan di luar periode perinatal. Konsep komunikasi menjadi bagian integral dari proses keperawatan dan sangat menentukan keberhasilan dari tindakan asuhan keperawatan termasuk keperawatan maternitas, Oleh karena itu di dalam laporan tugas mandiri ini, saya akan memberi sebuah contoh kasus serta memberi panduan dan tehnik berkomunikasi secara terapeutik dengan klien, tentunya dalam ruang lingkup perawatan maternitas. Sehingga tujuan dari asuhan keperawatan dapat dicapai.

II.PEMBAHASAN
Sasaran dan fokus asuhan keperawatan maternitas adalah perempuan sepanjang usia subur sampai periode kesuburan berakhir yang berkaitan dengan kesehatan sistem reproduksi, perempuan masa kehamilan, persalinan, dan nifas, serta bayi baru lahir sampai usia 40 hari beserta keluarganya yang berberfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam melakukan komunikasi terapeutik yang berkaitan dengan perawatan maternitas, perawat tidak hanya akan di hadapkan dengan klien yang berjenis kelamin perempuan saja, karena dalam suatu kondisi tertentu kelurga ataupun pasangan ataupun suami klien juga akan terlibat dalam proses perawatan klien.Berikut beberapa panduan dalam berkomunikasi dengan klien khusus perawatan maternitas:
o Menggunakan komunikasi secara effektif kepada individu maupun kelompok dengan menggunakan model komunikasi formal dan nonformal.
o Pahami budaya klien sebelum masuk tahap perkenalan
o Perhatikan dimensi hubungan dengan klien
o Bina sikap saling percaya dengan klien. Ini merupakan kunci keberhasilan tindakan keperawatan
Berdasarkan beberapa panduan diatas, saya akan mencoba memberikan contoh analisa interaksi proses keperawatan pada tahap orientasi, kerja dan terminasi berdasarkan kasus yang ada pada lembar lampiran.
A. Fase Perkenalan
N : Selamat pagi ibu (sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan)
Nama saya Nana Mardiana, Saya senang dipanggil suster Nana.
Oya, Nama ibu siapa? (Jika ada anggota kelurga misalnya suami Ny.X. Maka disapa juga)
K : .......
N : Senangnya dipanggil apa bu?
K : ........
N : Oke ibu, Saya adalah perawat yang bekerja di RS ini bu. Nah, saya akan membantu perawatan bayi ibu selama 4 hari kedepan ya bu dimulai dari hari ini. Saya datang jam 7 pagi dan pulang jam 2 siang. Apabila ada keperluan dengan saya dan saya tidak berada disini, Ibu dapat memanggil saya ya dengan memencet bel ini ya bu (tunjuk kearah belnya). Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan? (sambil duduk disamping klien)
K : Saya bingung suster, saya merasa bahagia sekaligus sedih. Ini adalah anak pertama saya, Saya ingin sekali membantu memandikannya tapi saya takut suster, selain itu saya juga tidak mengerti merawat tali pusat baby saya suster nana.
N : Oke ibu, Sebelumnya selamat ya bu atas kelahiran putri ibu yang cantik ya bu. Baiklah ibu Saya akan membantu ibu mengajarkan bagaimana cara perawatan tali pusat dan memandikan bayi ibu ya bu.Untuk tempatnya cukup kita lakukan di ruangan ini saja ya bu. Tidak lama kok bu, sekitar limabelas menitan. Mohon kerja samanya ya bu.
K : ...... (setuju)
B. Fase Orientasi
Fase orientasi akan dilaksanakan pada pertemuan kedua, karena pada kasus masih pertemuan pertama. Sehingga analisa keperawatan langsung masuk pada fase kerja.
C.Fase Kerja
N : Oke bu rani, Dalam memandikan bayi kita harus hati-hati ya bu, kulit bayi yang baru lahir masih sangat sensitif ya bu. Kita pastikan semua peralatan sudah kita sediakan sebelum kita memandikan bayinya ya bu. Pemilihan waktu memandikan bayi sebaiknya dilakukan pada pertengahan waktu makan bayi ya bu sehingga bayi siap untuk dimandikan. Sedangkan untuk perawatan tali pusat akan kita lakukan setelah bayi dimandikan ya bu, ini sangat penting sekali bu, untuk mencegah terjadinya infeksi. Nah, untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan tali pusat pada saat memandikan bayi baru lahir tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi ya bu Rani sampai tali pusat putus dan umbilikus atau tanda luka sembuh. Bagaimana bu Rani?
K: ..........
N : Oke ibu, Kita mulai ya bu Rani.
Kita persiapkan alat-alatnya dulu bu. Alat-alatnya dapat diperhatikan ya bu.
- Ada Handuk dan waslap bersih
- Sabun bayi dan shampoo
- Alkohol 70%, perhatikan di labelnya ya bu, yang 70 %
- Cotton bud atau kapas bersih
- Kapas untuk membersihkan perineal atau bagian alat kelaminnya bu
- Waskom atau bak mandi bayi
- Bengkok atau mangkuk kecil bu
- Air hangat
- Popok dan pakaian bersih
- Keranjang untuk baju kotor
Ada yang mau ditanyakan ibu, mengenai peralatan yang perlu disediakan bu Rani.
K : .......
N : Pertama kita cuci tangan dulu bu Rani. (sambil ajarkan cuci tangan yang benar)
K : ..........
N : Oke setelah itu. Masukkan air hangat kedalam waskom ya bu. Nah, Ada beberapa hal yang harus dipastikan kembali ya bu seperti: suhu tubuh bayi, pernapasannya ada sesak atau tidak ya bu, berikan posisi yang nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator, ingat ya bu tidak boleh dicelupkan bayinya. Kemudian periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ atau hangat – hangat kuku, Nah air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut ya bu. Kita mulai memandikan ya bu.
- Pertama kita mulai dengan mengusap mata dari arah kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap – tiap mata ya bu Rani. (jangan lupa tetap kontak mata dengan klien)
- Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun, seperti ini bu.(praktekkan)
- Untuk membersihkan rambut pegang bayi dengan aman ya bu, gunakan ”football hold” (sambil tunjukkan alatnya), selanjutnya basahi rambutnya dengan air secara lembut ya bu rani. Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat ya bu.
- Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap- telinga. Seperti ini bu (tunjukkan caranya)
- Selanjutnya kita membersihkan bagian tubuh ya bu: setelah melepas selimut mandi atau pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan cara yang sama. Bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain
- Untuk membersihkan genetalia atau alat kelamin bu, karena bayi ibu perempuan : bersihkan labia (tunjukkan) secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke belakang ya bu. Diingat ya bu jangan sampai terbalik.
- Nah, sudah selesai ya bu memandikan bayinya. Tapi jangan lupa bu Bersihkan dan keringkan, gunakan handuk bersih yang telah disediakan ya bu.
- Kemudian tidak dianjurkan ya bu Rani menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayi.
Selanjutnya kita mulai perawatan tali pusatnya ya bu Rani. Biasanya bu ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah bayi lahir, bisa juga 15 – 18 hari atau lebih. Kita mulai ya bu
- Pertama ambil Alkohol bersihkan tali pusat dengan menggunakan alkohol dimulai disekitar hubungan antara tali pusat dan kulit. Jika perlu angkat tali pusatnya ya bu agar perawatan lebih adequat atau bagus begitu ya bu.
- Setelah selesai dibersihkan ambil popok bayi yang akan dikenakan ya bu. Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka ya bu.Nah, ini bertujuan agar memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat
- Nah, Jika nanti suatu waktu daerah sekitar tali pusat berwarna merah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap disekitarnya. harus diperhatikan ya bu, karena ini tanda adanya infeksi tali pusat dan segera laporkan ya bu untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.
- Selanjutnya pasangakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.
- Oke, sudah selesai ya bu... Mudahkan bu, Asalkan dilakukan dengan hati-hati bu. Bagaimana ibu Rani ada kesulitan?
C. Fase Terminasi Sementara
N : Baiklah ibu Rani, Coba disebutkan tahapan-tahapannya kembali bu dimulai dari peralatan kemudian cara memandikan hingga merawat tali pusat dan mengenakan pakaian ya bu.
K : ..........
N : Oke, bagus sekali ibu, ibu mampu menyebutkannya dengan sempurna. Saya yakin ibu mampu melakukannya. Kita coba besok pagi ya bu. Baiklah ibu, saya rasa pertemuan kita hari ini cukup, Kita akan bertemu lagi besok pagi ya bu. Terima kasih kerjasamanya ya bu. Selamat pagi (beranjak pergi meninggalkan ruangan).
D.Fase Orientasi
Tahap orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Sehingga fase perkenalan tidak perlu diulang kembali, Perawat cukup memberi salam dan memanggil nama klien. Berikut contoh analisa komunikasi pada fase orientasi:
N : Selamat pagi ibu Rani
K : ....
N : Bagaimana kabarnya ibu? Tampaknya ibu gembira sekali ya bu.
K : ...
N : Ibu Rani masih ingat apa yang akan kita lakukan pagi ini bu sampai dengan 15 menit kedepan?
K : .....
N : Iya benar sekali ibu, tampaknya ibu sudah tidak sabar ya bu untuk memandikan dan merawat bayi ibu.
Baiklah ibu langsung saja kita mulai ya bu, baiklah semua peralatan sudah saya sediakan. Menurut ibu ada yang kurang atau tidak bu? Kita lakuakan di kamar ini saja ya bu, sama seperti kemarin
K: ..... (Ibu Rani melakukan tahapan demi tahapan dengan baik sekali samapai dengan selesai walaupun melakukannya dengan grogi)
N : Bagus sekali ibu, coba sedikit lebih lembut mengusapnya ya bu.
K : ....
N : Nah, akhirnya ibu dapat menyelesaikan semua tahapan dengan benar. Bagus sekali lo bu. Saya percaya ibu sudah dapat melakukannya secara mandiri.
E. Terminasi Akhir
N : Oke ibu Rani, Saya melihat Ibu Rani sudah dapat melakukan cara memandikan dan merawat tai pusar bayi ibu dengan baik. Saya percaya ibu sudah dapat melakukannya secara mandiri. Tetapi saya ingatkan kembali ya bu. Jika nanti suatu waktu daerah sekitar tali pusat berwarna merah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap disekitarnya. harus diperhatikan ya bu, karena ini tanda adanya infeksi tali pusat dan segera laporkan ya bu untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.
Bagimana perasaan Ibu Rani setelah bekerjasama dengan saya bu dalam merawat bayi ibu.
K : ……

III.KESIMPULAN
Kemampuan komunikasi terapeutik merupakan bagian integral dalam proses asuhan keperawatan. Melalui komunikasi terapeutik inilah tujuan dari asuhan keperawatan akan lebih mudah untuk diwujudkan. Dalam menganalisa komunikasi yang dibutuhkan sebaiknya pahami terlebih dahulu fokus masalah yang dihadapi oleh klien, Kemudian coba untuk memahami budaya, nilai dan keyakinan dari klien. Sehingga proses komunikasi dari berbagai interaksi dengan klien dapat berjalan lancar dan tidak menemui hambatan.

REFERENSI :
Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori dan Praktik.Alih Bahasa :Susi Purwoko. Jakarta: EGC.
Fortune, Karen Lee. 2003. Mental Health Nursing 5 th ed. Pearson education, inc. BAB 2. h. 54-67.
Hidayat, A.A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal 18-33.
Hinchliff, Sue.(1997).Kamus Keperawatan. Alih bahasa oleh dr.Andry Hartono.Jakarta: EGC
Ismael, Sofyan.dkk.(1991). Ilmu kesehatan Anak. Jakarta: UI Press
Kozier, Erb. Berman. Snyder. (2004). Fudamental of nursing: Concepts, process, and practice. Seventh Edition. New Jersey : Pearson Education. Inc.
Notoatmodjo, S 1997, Ilmu Perilaku dan komunikasi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. Jakarta:EGC
Potter, P.A & Perry, A.G.(2005). Fundamental Of Nrsing: Concepts, Process, and Practice. Eds 4. Jakarta: EGC
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Konteks Budaya, Jakarta, UI Press
Town send, Mary C. 2000.Psychiatric Mental Nursing Concept of Care 3 th ed. Philadelphia: F.A. Devis Company. BAB 6. h.89-99
http://staff.ui.ac.id/Mustikasari/2009.Analisis Proses Interaksi. Pdf
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=file=118 (diunduh 5 0ktober 2009 pukul 13.20 WIB)

1 komentar: